Minggu, 16 September 2012
Sabtu, 15 September 2012
AGAMAKU
YA KEJUJURANKU
Indahnya
pagi yang bersinar menerangi semua alam yang menerpa di atas dedaunan
yang menghijau, suara burung yang merdu menambah keindahan serta
nampak begitu asri untuk di lihat dan dirasakan bersamaan semilirnya
udara yang begitu sejuk. Nampaklah sebuah negri yang begitu rapih dan
asri ,orang – orangnya yang ramah menebarkan senyum dan salam satu
sama lainnya, anak- anak yang berlarian tengah bermain, diantara
mereka ada seorang tokoh anak yang begitu cerdas dan soleh , dia
sering dipanggil dengan sebutan “SYIDIK” oleh semua orang dan
teman – temannya ,,ia selalu menjadi kebanggaan semuanya karena ia
bisa memberikan contoh bagi semua kalangan bahkan orang tua
sekalipun..semua berjalan dengan baik .
Awal
terjadi sebuah peristiwa di negri itu menjadi sebuah negri yang di
tumbuhi dengan hal yang tidak baik bagi kalangan anak-anak dan remaja
ketika datang golongan pendatang baru yang membawa paham modern atau
masa kini yang mereka bilang ,sehingga berawalah bencana yang cukup
memprihatinkan bagi negri tersebut. Untuk anak seorang Syidik yang di
lahirkan dari golongan rakyat jelata menjadi sebuah perjuangan akan
dirinya dan teman – temannya menjadi tunas dan penerus negri yang
baik dalam keteguhan iman dan taqwa untuk menyelamatkan masa yang
akan datang.
Suatu hari syidik
Nampak siap-siap pergi kesekolah dengan tas di punggungnya yang
sederhana bahkan nampak kusam karena memang sudah hampir dua tahun
dia belum ganti tas baru, walau hari ini hari pertamanya di kelas
baru tapi ia tidak seperti kebanyakan anak yang lain semua serba baru
dan ganti, tanpa tau orang tua mereka mendapatkannya dari mana, tapi
bagi syidik ia sudah sangat bersyukur dengan apa yang ia miliki saat
ini, ia tidak lupa mencium tangan orang tuanya dan mengucapkan salam
ketika akan dan datang sekolah. Perjalanan ia menuju sekolah bersama
teman-teman kelasnya yang sudah terbiasa berjalan melewati jalan
setapak, sesampainya di sekolah yang cukup jauh nampak bangunan
sekolah yang bisa dikatakan memang kurang layak dengan ukuran sekolah
negri, tapi perjuangan dan semangat murid-muridnya sangat tinggi
untuk meraih ilmu. Lonceng sekolah telah berbunyi bertanda masuk dan
memulai pelajaran dan memilih di bangku mana ia akan duduk karena
ruang kelas baru dan suasana baru. Syidik memasuki ruangan bersama
teman-temannya salah satu temannya Arif namanya bertanya kepada
syidik “ dik dimana kamu akan duduk… kamu bareng dengan ku saja
di belakang ya…?”…syidik tersenyum manis seraya berkata “ aku
menginginkan duduk di depan rif..karena akan mudah untuk kita belajar
tanpa ada gangguan dari yang lain..”..mendengar jawaban syidik arif
akhirnya menyetujui untuk duduk paling depan, semua anak telah
menempati kelas dan kursi baru dengan posisi sesuai apa yang mereka
inginkan dan telah di mulai pelajaran pertamanya. Untuk memulai
pelajarannya mereka mengenal dulu wali kelas yang akan menjadi guru
pembimbing untuk mereka, pak guru Dedi itu nama gurunya, pak guru
akan memilih ketua murid . semua di pilih dengan suara terbanyak
siapa yang layak menjadi ketua murid, setelah diadakan foting suara
terbanyak akhirnya jatuh pilihan kepada syidik ia di angkat menjadi
Ketua murid dan harus mengemban amanah dari wali kelas untuk mengajak
dan mengarahkan teman-teman kelasnya untuk melakukan hal yang baik
tidak mengecewakan wali kelas. Hari pertama sekolah sudah terlewati
lonceng telah berbuyi bertanda habisnya pelajaran hari ini, syidik,
Arif dan teman-temannya keluar ruangan kelas dan pulang menuju
rumahnya masing-masing, Syidik berjalan berdua Arif yang kebetulan
rumahnya tidak jauh dari rumah syidik.. di tengah perjalanan pulang
mereka bercakap-cakap saling cerita kelas barunya, sehingga tidak
terasa sampailah kerumah syidik ia pun betkata “Alhamdulillah tidak
terasa sudah sampai rumah…ayo rif kita kerumah aku dulu kita makan
dulu…!?”syidik mengajak arif kerumahnya terlebih dahulu, Arif
sejenak kerumah syidik karena ia tidak bisa menolak ajakan temannya
,..setelah beberapa saat di rumah, syidik meminta ijin kepada ibunya
untuk belajar bersama di rumah Arif maka berganti giliran syidik
mengunjungi rumah temannya arif… mereka saling bercanda ria dan
belajar bersama,di tengah perjalanan syidik dan arif menyaksikan
samsul teman mereka juga tengah di marahi orang tuanya dan ia juga
melihat samsul melawan dengan ucapan cacian kepada orang tuanya dan
berlari keluar dari dalam rumahnya..melihat kejadian tersebut syidik
dan arif merasa prihatin dan segera mengejar samsul dan
menghampirinya serta bertanya.. “ Ada apa kamu sam kenapa kamu di
marahi orang tua mu..trus kenapa kamu melawan seperti itu…!?”
Tanya sidik ke samsul..samsul untuk sesaat tak menjawab hanya tangis
yang ia tunjukan dan ia pun berkata dengan nada emosi “habisnya
ayah tidak mau membelikan aku mobilan dan sepatu baru untuk ku ia
bilang itu juga masih ada….ayah macam apa dia gk mau lihat anaknya
keren dan bagus “..mendengar jawaban samsul syidik sangat kaget dan
berkata “ astagfirullah sam kenapa kamu berkata seperti itu..mereka
orang tua kamu ..mereka yang merwat kamu,,, jika mereka berkata
seperti itu ya pantas mungkin mereka lagi tidak ada uang,,, bukan
tidak mau melihat anaknya bagus …” .. ah …kau sama saja ,,ya
aku gk mau tahu mereka harus ada,,, terserah pokonya aku harus
punya..” samsul memotong pembicaraan syidik… syidik pun berkata
kembali” apakah kamu tau apa yang didapatkan oleh orang tua kamu
apa kamu mau di belikan apa yang kamu inginkan dari hasil yang tidak
baik..”….”sudah…sudah..aku gk ingin dengar..kata-kata kalian
yang tidak ada gunanya,.. itu urusan ku…!!”kembali samsul berlari
dan menjauh dari syidik dan arif, melihat kejadian ini syidik sangat
prihatin melihat teman-temannya sudah mulai termasuki pengarh modern
yang tidak baik, tidak di rasa ternyata dari tadi kedua orang tua
samsul tengah memperhatikan syidik dan arif , maka ketika arif dan
syidik membalikan badan mereka telah berdiri di belakangnya,,ayah
samsulpun berkata “ terimakasih nak syidik dan arif telah berusaha
berbicara dengan samsul tapi apa dikata samsul sekarang lebih keras
daripada biasanya..tapi biarlah tar kami fikirkan”.. syidik melihat
kesedihan yang mendalam di kedua orang tua samsul ia pun berkata dari
bibir kecilnya “ insya allah bu..pak..semua akan baik-baik saja
.hanya ada satu pinta saya berikan pada samsul yang terbaik tapi
bukan yang baik untuk samsul saja untuk ibu dan bapak juga”..
mendengar kata-kata tersebut ibu dan bapanya samsul menangis mereka
berharap samsul akan tercipta seperti syidik seorang anak yang akan
menjadi teladan bagi semua anak-anak.
Ke esokan harinya
syidik sudah siap brangkat kembali sekolah tak lupa ibu yang selalu
menjadi semangat untuknya berpamitan dan menunggu arif teman
sebangkunya berjalan bersama ke sekolah, sesampainya di sekolah
syidik sebagai ketua murid di panggil ke ruangan kantor ,,entah apa
sehingga ia di panggil ke kantor sekolah, setelah dia keruangan
kantor ternyata telah di tunggu oleh pak dedi wali kelasnya dan
berkata “ syidik sini sebentar..bapak mau bicara ..” seraya
menepuk bangku di kantor..” ia pa ada apa…?” sahut syidik.. “
begini bapak mau nitip uang untuk pembayaran kaos seragam olahraga
kebetulan bapak ada halangan tidak bisa ambil kaos di tukang jahit,
dekat rumah kamu itu,…bisa kan bantu bapak besok bawa kaosnya dan
bagikan kepada anak2.. bapak minta tanda bukti pembayarannya ya…”
syidik berkata “ ia pa insya allah pak saya bisa”..setelah
kembali ke ruangan kelas syidik di tanya oleh teman-temannya ada apa
hingga di panggil ke kantor, syidik menceritakan bahwa teman-teman
besok akan mendapatkan kaos seragam olahraga baru, semua
teman-temannya menyambut dengan antusias mendengar kabar dari syidik.
Sepulangnya sekolah di perjalanan syidik tanpa di duga lagi-lagi
melihat kejadian yang serupa dengan samsul,ia benar –benar prihatin
hatinya sedih,,mengapa akhir-akhir ini makin banyak di negri ini
perbuatan tidak terpuji,,padahal anak adalah tunas bangsa yang akan
meneruskan kemajuan zaman dengan hal yang baik2. Di tengah
kegelisahan hatinya ia tidak lupa singgah di tukang jahit yang di
amanatkan wali kelasnya untuk mengambil seragam olahraga. “ permisi
pak asalamualaikum,,, saya mau ngambil seragam olahraga kelas VI SD
yang di pesen pa dedi guru wali kelas saya”….syidik berkata
kepada tukang jahitnya..” o..ia de.. sebentar ya bapak ambilkan,,,
semuanya menjadi Rp.500,000,- (limaratus ribu rupiah), tapi bapak
lebihkan satu kaos untuk bonus…” kata tukang jahit itu kepada
syidik..,ia memberikan uangnya kepada tukang jahit dan tidak lupa
meminta bukti pembayaran, setelah semuanya selesai abi menerima
sekitar 30 set kaos olah raga dan bonus satu set menjadi 31 set, arif
teman sebangkunya yang akan selalu bersama ketika pulang dan
berangkat sekolah berkata kepada syidik “ dik itu kan seragam
semuanya 31 yang pokonya 30 set itu yang bonus buat kamu saja jadi
kamu punya 2(dua) itung-itung bonus untuk kamu ngambilnya… pak dedi
gak bakalan tau ,,teman-teman juga memang sudah dapat jatahnya.. gak
usah bilang dapat bonus..gak papa..” mendengar kata-kata
sahabatnya syidik terperangah dan berucap kepada temannya
itu..astagfirullah rif…!! Kamu mau ikut2n yang lain menjadi anak
yang tidak amanah dan terpuji…ya pa dedi pasti gk bakalan tau
..tapi tuhan allah yang akan tahu kita bisa menjadi orang2 yang tidak
amanah, kalau kita membiasakan diri seperti itu nanti akan kebawa
jika kita dewasa rif..aku gak ingin seperti itu,..” arif terdiam
dan menundukan kepala seraya berkata kepada syidik” ia dik maafkan
aku..aku hilaf kenapa aku sampai punya pemikiran seperti itu. Ke
esokan harinya di sekolah syidik membagikan semua kaos kepada
teman-temannya sesuai amanat wali kelas, ia pun memberikan bukti
pembayaran kepada wali kelas bersamaan bonus dati tukang jahit, dari
kejujuran itu wali kelas merasa sangat yakin dan bangga akan anak
muridnya..yang amanah.
Syidik
terus berjuang bersama teman-temannya membentuk ahlak yang baik untuk
mengembalikan negri ini seperti dulu yang penuh kedamaian dan
keindahan. Semangat tanamkan dalam diri kejujuran sehingga menjadi
anak-anak yang amanah ,biasakan dari sejak sekarang tidak ada
terlambat untuk memperbaiki.
TAMAT
Langganan:
Postingan (Atom)